Membuka Dunia, Menjembatani Bangsa - "世界をひらき、国をつなぐ

Berita

Displaying items by tag: budayajepang

Saturday, 20 May 2023 11:11

Ojigi, Budaya Membungkuk di Jepang

Pemandangan karyawan yang saling memberi salam sambil membungkuk sebelum berpisah dengan rekannya adalah pemandangan yang lumrah ditemukan di Tokyo pada malam hari.

Bagi pembelajar budaya dan bahasa Jepang, mungkin budaya membungkuk atau ‘ojigi’ membingungkan karena tidak jelas kapan harus dilakukan. Ojigi dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan terhadap lawan bicara. Sama halnya dengan penggunaan bahasa Jepang yang harus berubah tingkat kesopanannya tergantung lawan bicara, cara melakukan ojigi pun berbeda-beda tergantung objeknya. Berikut ini adalah pengetahuan dasar mengenai ojigi yang wajib diketahui bila ingin berbaur dengan baik dalam masyarakat Jepang.

 

Ojigi Dulu dan Sekarang

Budaya ojigi mulai dilakukan orang Jepang antara tahun 500-800. Budaya yang berasal dari Tiongkok dan disampaikan melalui ajaran agama Buddha ini dilakukan untuk menunjukkan status seseorang. Contohnya saat memberi salam kepada orang dengan kedudukan lebih tinggi, seseorang harus membungkuk untuk memberi tanda bahwa mereka bukanlah ancaman. Pemandangan seperti itu masih dapat dilihat di film atau drama berlatar sejarah terutama saat adegan orang biasa berhadapan dengan raja, ratu, atau orang berkuasa lainnya.

Di zaman modern ini, budaya ojigi pun masih dilakukan di Jepang. Ojigi digunakan untuk berterima kasih, memohon sesuatu, memberi selamat, dan meminta maaf. Orang Jepang dari anak-anak hingga orang dewasa harus tahu caranya melakukan ojigi dengan benar untuk dapat bergaul dengan baik dalam masyarakat.

 

Esensi Budaya Membungkuk

Ojigi memiliki dua posisi dasar, yaitu berdiri dan duduk. Sementara itu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ojigi, yaitu punggung direnggangkan namun tetap lurus, posisi kaki dan pinggul harus lurus, serta menarik nafas saat menurunkan kepala lalu mengembuskan nafas saat mengangkat kepala. Dasar ini digunakan di semua jenis ojigi. Nah, berikut ini adalah jenis-jenis ojigi yang perlu diketahui.

 

Eshaku

Melakukan ojigi kepada teman atau saudara tidak masalah walau hanya dengan menganggukkan kepala sekilas. Akan tetapi, bila objeknya adalah teman sejawat di kantor, gunakanlah ‘eshaku’. Eshaku biasa digunakan antar teman sejawat di kantor untuk sekedar memberi salam seperti ucapan selamat pagi atau ‘otsukaresama desu’ (terima kasih kerja kerasnya). Caranya tinggal berdiri sambil menundukkan kepala 15 dengan sudut sekitar 15 derajat.

 

Senrei

‘Senrei’ adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Biasanya digunakan saat situasi formal atau semi-formal. Caranya adalah dengan membungkukkan badan dan kepala 30 derajat, kemudian tahan posisi ini selama 2-3 detik.

 

Keirei

‘Keirei’ adalah jenis ojigi yang paling resmi dan biasa dijumpai. Dilakukan dengan cara berdiri lalu membungkuk 30 derajat. Umumnya digunakan untuk memberi salam pada orang lain seperti pelanggan, untuk menunjukkan rasa terima kasih atau saat berkenalan dengan orang baru.

 

Saikeirei dan Shazai

Jenis ojigi ini cukup jarang ditemukan. Ojigi ini dilakukan kepada manajer, mertua, atasan atau rekan bisnis yang penting, dan sebagainya sebagai wujud hormat serta permintaan maaf yang mendalam. Cara melakukannya dengan membungkukkan tubuh 45 derajat dengan kepala diturunkan, lalu tahan posisi ini selama kurang lebih 3 detik.

Inilah jenis ojigi yang paling jarang ditemukan. Tubuh membungkuk 70 derajat dan posisi ini ditahan sampai kurang lebih 4 detik. Cara membungkuk seperti ini biasanya dilakukan ketika melakukan kesalahan besar dalam perusahaan sampai menyebabkan masalah bagi klien.

 

Mempelajari cara membungkuk

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak bentuk budaya ojigi lainnya yang hanya digunakan untuk kepentingan ritual agama. Aturan ojigi mungkin terlalu sulit untuk dipelajari sekaligus, tapi ingatlah dua hal penting ini. Semakin formal situasi atau semakin tinggi kedudukan lawan bicara Anda, membungkuklah semakin dalam dan lama. Jangan melakukan ojigi dengan tangan diletakkan di depan dada karena sekarang ini cara tersebut hanya digunakan untuk ibadah di kuil saja.

Ojigi adalah budaya yang mengakar dalam masyarakat Jepang, bahkan tidak jarang ditemukan orang Jepang yang menelepon sambil melakukan ojigi. Selalu menghormati dan sopan terhadap orang lain memang merupakan esensi orang Jepang yang telah dibentuk sejak lama melalui sejarah panjang.

 

Sumber : livejapan.com

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Kodomo no Hi (こどもの日) adalah salah satu perayaan nasional penting di Jepang yang diadakan setiap tahun pada tanggal 5 Mei. Perayaan ini secara harfiah berarti "Hari Anak-Anak" dan diadakan untuk merayakan kebahagiaan anak-anak serta mendoakan kesehatan dan kebahagiaan mereka di masa depan.

Perayaan Kodomo no Hi sebelumnya dikenal sebagai Tango no Sekku, yang merupakan perayaan khusus untuk merayakan keberhasilan anak laki-laki dalam keluarga. Pada zaman Heian, samurai memperkenalkan adat untuk mengenakan pakaian bersenjata untuk anak laki-laki mereka pada hari itu. Anak-anak yang berusia lima tahun dianggap sebagai umur penting dalam kehidupan anak laki-laki, dan perayaan tersebut diadakan sebagai bentuk penghormatan terhadap pertumbuhan mereka.

Namun, pada tahun 1948, perayaan Kodomo no Hi diubah menjadi perayaan untuk merayakan anak-anak secara keseluruhan, baik anak laki-laki maupun perempuan. Perubahan ini dilakukan untuk menekankan pentingnya kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak di Jepang. Sejak saat itu, perayaan Kodomo no Hi menjadi bagian dari Seri Perayaan Musim Semi, yang dimulai pada awal tahun dan berakhir pada awal musim panas.

Salah satu tradisi yang paling populer pada Kodomo no Hi adalah mengibarkan bendera koinobori, atau bendera ikan koi, di depan rumah. Bendera ini biasanya terdiri dari beberapa koinobori berwarna-warni, masing-masing mewakili anggota keluarga. Koinobori juga melambangkan kekuatan dan daya tahan, karena ikan koi dipercaya sebagai ikan yang berenang melawan arus.

Selain mengibarkan bendera koinobori, ada banyak aktivitas dan tradisi lain yang dilakukan pada Kodomo no Hi. Banyak keluarga membuat kue khas Kodomo no Hi yang disebut kashiwa-mochi, atau mochi berisi kacang merah yang dilapisi dengan daun oak. Kashiwa-mochi dianggap sebagai simbol kekuatan, karena daun oak melambangkan kemampuan untuk bertahan dalam badai. Di banyak kota dan desa, festival Kodomo no Hi juga diadakan. Festival ini biasanya mencakup pertunjukan tari dan musik tradisional Jepang, serta berbagai permainan dan kegiatan yang disukai anak-anak.

Secara keseluruhan, Kodomo no Hi adalah hari yang penting untuk merayakan kebahagiaan dan kesehatan anak-anak serta mendoakan masa depan mereka. Perayaan ini telah berubah dari perayaan khusus untuk anak laki-laki menjadi perayaan untuk merayakan anak-anak secara keseluruhan. Selain mengibarkan bendera koinobori, banyak tradisi lain yang dilakukan pada hari itu, seperti membuat kue khas Kodomo no Hi dan mengadakan festival di berbagai kota dan desa. Dengan merayakan Kodomo no Hi, masyarakat Jepang juga menghargai keberadaan anak-anak sebagai generasi penerus yang akan membawa kemajuan dan masa depan bagi negara mereka. Selain itu, perayaan ini juga memberikan kesempatan bagi keluarga untuk bersatu dan menikmati waktu bersama-sama dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan.

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Hanami, berasal dari kanji 花 Hana yang berarti bunga dan kanji 見 Miru yang berarti melihat, merupakan acara tradisional tahunan di Jepang yang dirayakan selama musim semi ketika bunga sakura mekar. Hanami secara harfiah berarti "melihat bunga", dan orang-orang di Jepang berkumpul di bawah pohon sakura untuk menikmati keindahan bunga dan merayakan keindahan musim semi.

Pada saat hanami, taman-taman di seluruh Jepang dipenuhi dengan orang yang datang untuk menikmati keindahan bunga sakura. Orang-orang membawa tikar piknik, makanan, dan minuman untuk dinikmati bersama keluarga atau teman-teman. Beberapa taman bahkan menyediakan panggung untuk pertunjukan musik dan tari, menambah suasana meriah hanami.

Hanami menjadi acara yang sangat dinantikan oleh orang Jepang dan juga turis internasional. Tanggal puncak dari mekarnya bunga sakura akan diprediksi oleh badan khusus di Jepang yang bernama Japan Meteorological Agency (JMA), dan orang-orang akan merencanakan perjalanan mereka ke kota-kota tertentu untuk menikmati keindahan bunga sakura pada saat puncaknya.

Selama hanami, makanan dan minuman menjadi bagian yang tak terpisahkan dari acara ini. Ada banyak makanan dan minuman khas Jepang yang dijual selama hanami, seperti bentō, dango, taiyaki, sake, dan shochu. Menikmati makanan dan minuman bersama di bawah pohon sakura adalah pengalaman yang sangat berkesan dan juga meriah.

Hanami bukan hanya berlangsung di taman-taman besar, namun juga di tempat-tempat kecil seperti tepi sungai, taman kota, atau di lingkungan sekitar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa hanami adalah acara yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Orang Jepang sering mengadakan hanami bersama teman-teman dan rekan kerja, sehingga hanami juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial.

 

Demikianlah beberapa informasi mengenai kegiatan hanami di Jepang. Hanami adalah acara yang merayakan keindahan bunga sakura dan musim semi, serta menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Hanami juga menjadi ajang untuk menikmati makanan dan minuman khas Jepang, serta mempererat hubungan sosial.

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Orang-orang di seluruh dunia telah mempelajari dan mempraktikkan teknik ini untuk menghasilkan berbagai bentuk yang indah dari kertas, mulai dari yang sederhana seperti kran dan bunga hingga yang kompleks seperti binatang, manusia, dan gedung. Budaya origami telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Jepang dan telah menyebar ke seluruh dunia, menjadi hobi yang populer dan teknik seni yang diakui di banyak negara.

Sejarah origami di Jepang dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17 ketika seni melipat kertas menjadi populer di kalangan kaum samurai dan bangsawan. Pada awalnya, origami digunakan untuk membuat benda-benda yang bermanfaat seperti kotak dan wadah penyimpanan, tetapi seiring waktu, orang mulai membuat bentuk-bentuk hewan dan bunga yang indah.

Budaya origami berkembang secara pesat di Jepang selama periode Edo (1603-1867) ketika seni melipat kertas menjadi populer di kalangan masyarakat umum. Pada saat itu, orang mulai mengajarkan teknik origami dalam keluarga dan di sekolah-sekolah. Origami kemudian menjadi bagian dari budaya Jepang, di mana orang belajar tentang kesabaran, presisi, dan keindahan sederhana.

Origami kemudian menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-20 dan menjadi hobi populer di banyak negara, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Orang-orang di seluruh dunia belajar tentang teknik melipat kertas yang berbeda-beda dan membuat bentuk-bentuk indah yang terinspirasi dari kebudayaan Jepang.

Budaya origami telah menginspirasi banyak seniman dan desainer untuk menciptakan karya-karya seni yang indah. Seniman dan desainer sering menggunakan teknik origami dalam karya-karya mereka, seperti pembuatan model bangunan, instalasi seni, dan bahkan pakaian. Origami juga telah diadopsi oleh ilmuwan dan insinyur untuk menciptakan teknologi baru seperti panel surya, baterai, dan struktur yang lebih kuat.

Orang-orang di seluruh dunia juga menggunakan origami sebagai alat untuk mengajarkan keterampilan penting seperti presisi dan kemampuan untuk berpikir kreatif. Origami juga dianggap sebagai bentuk terapi seni karena mengajarkan kesabaran dan ketenangan dalam melipat kertas.

Kesimpulannya, origami adalah seni melipat kertas dari Jepang yang telah menyebar ke seluruh dunia sebagai hobi populer dan teknik seni yang diakui. Selain menginspirasi seniman dan desainer, origami juga digunakan oleh ilmuwan dan insinyur untuk menciptakan teknologi baru, serta dianggap sebagai alat efektif untuk mengajarkan keterampilan penting dan sebagai bentuk terapi seni.

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Ekuinoks di musim semi di mana siang dan malam memiliki waktu panjang yang sama. Pada bulan Maret, ada hari libur nasional Jepang yang disebut dengan Hari Ekuinoks Musim Semi atau dalam bahasa Jepangnya disebut Shunbun no Hi (春分の日) dan sepertinya ini adalah hari untuk berterima kasih kepada alam dan merayakan datangnya musim semi. Hewan-hewan yang sudah lama berhibernasi (tidur sepanjang musim dingin) mulai bergerak, dan saat ini orang-orang pun dipenuhi dengan motivasi baru. Mungkin diantara kamu ada yang belum tahu apa itu Shunbun no Hi dan apa artinya. Oleh karenanya artikel ini akan membahasnya secara detail. 

 

Arti dari Shunbun no Hi(春分の日)

Shunbun no Hi (春分の日) merupakan hari libur nasional yang ditetapkan sejak tahun 1948. Hari ini disebut juga sebagai hari untuk "menghargai alam dan makhluk hidup". Hari ini dianggap sebagai hari yang menandakan datangnya musim semi dan menandakan suhu hangat akan meningkat. Sebelum ditetapkan sebagai hari libur nasional, hari ini merupakan hari libur nasional yang disebut dengan Shunki Kōreisai (春季皇霊祭) atau Festival Kaisar Musim Semi. Pada hari ini, Kaisar mengadakan upacara di istana untuk menyembah arwah leluhur para Kaisar.

Secara astronomis, pada hari ini dikatakan bahwa siang dan malam memiliki panjang yang sama karena matahari sampai pada titik balik musim semi (perpotongan momen saat matahari melintasi ekuator pada bola langit dari selatan ke utara). Karena hal tersebut, hari titik balik musim semi berubah setiap tahun dari tanggal 20 Maret hingga 21 Maret. Setiap tahun pada tanggal 1 Februari, Kabinet Jepang memutuskan Shunbun no Hi berikutnya berdasarkan buku kecil "Kronologi Kalender" yang disiapkan oleh National Astronomical Observatory of Japan.

 

Berziarah ke kuburan di Hari Ekuinoks Musim Semi

Dalam periode satu minggu di hari Shunbun no Hi ini disebut sebagai Haru Higan (春彼岸) atau Minggu ekuinoks musim semi. Ini dikarenakan ada titik balik matahari di musim gugur dengan titik balik musim gugur sebagai hari tengah, terkadang disebut titik balik musim semi atau titik balik musim gugur. Higan (彼岸) awalnya adalah istilah Buddha untuk "dunia pencerahan yang terbebas dari dunia yang penuh dengan keinginan duniawi." Arti sederhananya, ini adalah dunia tempat roh leluhur tinggal. Untuk mengenang arwah nenek moyang, biasanya orang-orang akan pergi untuk berziarah ke kuburan pada minggu ekuinoks ini.

 

Bedanya dengan Hari Ekuinoks Musim Gugur

Sama seperti ada dua ekuinoks, yaitu di musim semi dan musim gugur, hari ekuinoks musim gugur juga ditetapkan sebagai hari libur nasional. Vernal Equinox Day adalah batas di mana malam yang panjang mulai memendek. Sebaliknya, hari ekuinoks musim gugur adalah batas di mana malam mulai menjadi lebih lama.

 

Menikmati Kue Botamochi (sejenis kue mochi balut pasta kacang) di Hari Ekuinoks Musim Semi

Kue Botamochi adalah salah satu perwakilan makanan yang bisa dinikmati di Shunbun no Hi ini. Ada juga makanan yang disebut dengan Ohagi, bentuknya mirip dengan Botamochi tetapi keduanya sebenarnya makanan yang sama, hanya sebutannya saja yang berbeda karena disesuaikan dengan musim saat itu. Disebut Botamochi di saat Hari Ekuinoks Musim Semi, karena melambangkan bunga Botan (Peony) yang mekar di musim semi, dan disebut Ohagi di saat Hari Ekuinoks Musim Gugur, karena melambangkan bunga O-Hagi, bunga yang mekar pada musim gugur. Kacang merah yang merupakan salah satu bahan yang dipakai untuk makanan ini diyakini memiliki efek jimat, sehingga digunakan sebagai sesajen yang memiliki arti untuk mengusir roh jahat.

 

Hari Ekuinoks Musim Semi atau Shunbun no Hi adalah hari dimana kamu bisa merasakan datangnya musim semi. Jika kamu berkesempatan mengunjungi Jepang saat ini di suatu hari nanti, Nkmatilah perubahan alam dan pergantian musim ini secara langsung! Dan juga jangan lupa mencoba menikmati kue nya ya!

 

Sumber : fun-japan.jp

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Jepang merupakan destinasi wisata favorit, bukan hanya untuk masyarakat Indonesia, melainkan juga warga dunia. Pengalaman berkunjung ke Negeri Matahari Terbit ini selalu terasa spesial.

Menghirup udara sejuk pegunungan atau mendengar gemercik air terjun terbukti dapat melepas stres. Jepang tentu menjadi destinasi wisata yang tepat untuk mendapatkan pengalaman ini.

Negeri Sakura memang terkenal menawarkan beragam pengalaman tersebut, tidak peduli kamu pencinta sejarah, modernitas, atau penikmat alam yang indah. Berbagai kota di Jepang mempunyai ciri khasnya sendiri yang tidak bisa kamu jumpai di negara lain.

Executive director Japan National Tourism Organization (JNTO) Jakarta, Tamaki Hatakenaka, mengatakan, wisatawan Indonesia yang ingin berwisata ke Jepang wajib mengunjungi kota-kota dalam kategori Golden Route atau rute emas.

"Selain Golden Route, wisatawan juga biasanya suka ke Hokkaido, tempat adanya Shirakawa-go yang merupakan tempat rumah-rumah ratusan tahun Jepang yang terkenal," ucap Hatakenaka dalam acara konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (26/1).

Lalu, kota-kota mana saja yang termasuk dalam Golden Route Jepang bagi wisatawan mancanegara, termasuk Indonesia, berikut daftarnya.

 

Berwisata ke Tokyo

Sebagai kota raksasa untuk bisnis dan budaya yang dihuni puluhan juta orang, Tokyo juga menjadi persimpangan tempat orang Jepang berinteraksi dengan penduduk dari seluruh penjuru dunia.

Bukan hanya inovasi Tokyo yang berkembang pesat, kota metropolitan ini juga sangat berdedikasi dalam pelestarian tradisi melalui berbagai taman bersejarah, kuil Shinto, dan wihara Buddha.

Dengan berbagai galeri seni dan museum kelas dunia, pilihan hiburan malam yang beragam, hingga teknologi canggih, wisatawan tidak akan pernah kehilangan ide untuk melakukan hal atau pergi ke pelbagai tempat di Tokyo.

 

Puas berbelanja di Osaka

Di Osaka, wisatawan bisa menemukan berbagai pusat perbelanjaan, restoran, serta tempat hiburan malam kelas dunia. Selain banyak tempat perbelanjaan dan destinasi menarik, Osaka juga memiliki sisi bersejarah, dan yang utama adalah Istana Osaka.

Di kota ini juga para pelancong bisa berkunjung ke salah satu akuarium terbesar di dunia, Akuarium Kaiyukan. Tak hanya itu, Universal Studios Jepang juga berada di kota ini. Jika Anda ingin melihat pemandangan dari ketinggian, Anda bisa berkunjung ke Kastil Osaka dan Floating Garden Observatory yang futuristik.

 

Kyoto yang penuh sejarah

Setiap tahun, kota Kyoto berhasil menarik perhatian jutaan warga lokal dan pengunjung internasional yang mencari budaya tradisional Jepang. Kyoto merupakan kota terbaik untuk menyaksikan akar sejarah Negeri Sakura karena Kyoto pernah menjadi ibu kota kekaisaran Jepang tahun 794-1869.

Berbagai wihara dan kuil seperti Wihara Buddha Kiyomizudera dan Kinkakuji menarik perhatian banyak pengunjung, begitu pula hutan bambu Arashiyama.

 

Beraktivitas luar ruangan di Hokkaido

Hokkaido menawarkan beragam hal untuk dilakukan sepanjang tahun. Jika cuaca sedang panas, hal itu sempurna untuk menjelajahi bukit-bukit hijau dan taman nasional.

Wisatawan juga bisa mengunjungi danau, sungai, dan pegunungan untuk mendaki, bersepeda gunung, mendayung kano, dan arung jeram. Kamu juga bisa melihat berbagai hewan dan burung di habitat asli mereka dan berendam di perairan vulkanik dengan latar belakang pemandangan yang menawan.

Di Hokkaido, kamu dapat menghadiri salah satu dari berbagai festival paling megah di Jepang, Festival Salju Sapporo.

 

Sumber : cnnindonesia.com

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Hinamatsuri yang jatuh pada tanggal 3 Maret adalah sebuah event tahunan di Jepang yang bertujuan untuk mendoakan anak perempuan agar bisa tumbuh berkembang secara sehat dan juga bahagia.

Artikel kali ini akan memperkenalkan tentang Hinamatsuri, mengapa hari ini dirayakan sebagai hari anak perempuan, bagaimana asal-usulnya dan seperti apa cara merayakannya.

 

Sekilas tentang Hinamatsuri

Festival ini juga dikenal sebagai Festival Buah Persik atau dalam bahasa Jepangnya yaitu Momo no Sekku (桃の節句), adalah salah satu festival di mana kamu dapat menghias boneka Hina dengan bunga sakura, bunga persik, dan hina arare, serta menikmati chirashizushi dan hidangan sup kerang di rumah yang ada anak perempuan.

 

Sejarah dan asal usul Hinamatsuri

Ada berbagai teori tentang asal-usul Hinamatsuri, tetapi teori yang paling dominan diantaranya adalah bahwa tradisi ini berasal dari Joshi no Sekku (女子の節句) yang awalnya diadakan di Cina dan kemudian diperkenalkan ke Jepang. Awalnya, ini adalah acara untuk mengusir roh jahat dan untuk menjauhkan masalah-masalah yang akan datang.

Ada juga Nagashi Hina (流し雛) di mana roh jahat seseorang dipindahkan ke boneka dan kemudian dialirkan ke sungai. Seiring waktu berlalu, teknik pembuatan boneka telah berkembang dan dibuatlah boneka yang lebih halus juga tradisi boneka yang awalnya akan dialirkan di sungai telah berubah menjadi boneka yang dipajang.

 

Alasan memajang boneka Hinamatsuri, buah persik, dll

Boneka Hina dipercayai bisa melindungi anak-anak dari penyakit dan juga kecelakaan. Oleh karena itu, kebiasaan memajang boneka di Hinamatsuri adalah untuk merayakan kesehatan anak perempuan juga doa dan harapan agar mereka dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia.

Hal ini dibarengi juga dengan menghias bunga persik, seperti yang digunakan dalam festival Kamimi di Cina. Bunga persik dikatakan melambangkan umur panjang dan juga dapat berfungsi sebagai kekuatan jimat, hal ini telah populer sejak zaman kuno. Selain itu, konon salah satu alasan mengapa bunga persik ditampilkan karena bunga persik bermekaran juga selama Festival Hinamatsuri ini.

 

 

Apa yang biasanya dilakukan di hari Hinamatsuri ini?

 

1. Memajang boneka Hina

Boneka Hina akan dipamerkan dari awal musim semi (sekitar 4 Februari) hingga pertengahan Februari, dan akan dibereskan lagi setelah Hinamatsuri selesai. Boneka Hina juga memiliki berbagai macam jenis yang tersebar di berbagai wilayah di Jepang, contohnya seperti dekorasinya bisa memiliki tujuh tingkat atau juga yang tiga tingkat.

 

2. Menyantap Hina Arare

Hina Arare dalah kue khas Hinamatsuri. Biasanya terdapat 3 atau 4 warna yang memiliki makna tertentu. Tiga warna tersebut ialah merah muda yang melambangkan energi kehidupan seperti darah dan kehidupan, hijau yang berarti vitalitas dan energi alam, dan putih yang merupakan energi bumi yang kuat dalam citra bumi bersalju. Ketiga warna tersebut bersatu dan memiliki arti “Semoga para perempuan menerima energi alami dan tumbuh dengan sehat”

Warna keempat yang adalah kuning akan menjadi pelengkap untuk melambangkan musim-musim yang ada di Jepang. Merah muda yang menggambarkan bunga di musim semi, hijau yang menggambarkan daun hijau segar di musim panas, kuning menggambarkan daun di musim gugur, dan putih menggambarkan salju di musim dingin. Kombinasi ini memiliki arti yang mendoakan agar anak perempuan dapat tumbuh dengan sehat sepanjang tahun.

 

3. Menyantap Chirashisushi dan Sup Bening Kerang Hamaguri

Chirashizushi dibuat dengan mencampurkan berbagai bahan, tetapi dikatakan jika menyantapnya dapat mendoakan kita agar tidak mendapat masalah di kemudian hari. Selain itu, sup bening kerang hamaguri berisi harapan untuk tetap bersama pasangan seumur hidup, sama seperti cangkang kerang.

 

Sumber : fun-japan.jp

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita
Thursday, 01 August 2019 22:10

Cara Mengirim Uang dari Jepang

MaccaNihongo - Saat kamu mulai menerima uang selama bekerja di Jepang, ada kalanya kamu memerlukan layanan pengiriman uang baik melalui bank maupun non-bank. Layanan ini digunakan untuk mentransfer uang hasil kerjamu ke Indonesia (atau negara lain).

Ada kalanya kamu perlu mengirim uang ke keluarga di Indonesia untuk melunasi tagihan kartu kredit, sekadar memberikan uang untuk keluarga, atau ingin menabung dalam mata uang rupiah. Jika itu terjadi, berikut beberapa pilihan untuk mengirim uang dari Jepang ke Indonesia.    

1. Bank

Transfer atau pengiriman uang dari luar negeri merupakan salah satu layanan yang ditawarkan bank. Jadi, kamu bisa langsung datang ke suatu bank lokal di Jepang. Pastikan kamu memang memiliki rekening di bank tersebut. Hanya saja, cara pengiriman uang via bank ini membutuhkan waktu beberapa hari untuk sampai di suatu rekening bank di Indonesia. Selain itu, biayanya juga tidak murah. 

Mayoritas bank-bank besar menyediakan layanan pengiriman uang ke luar negeri melalui online banking. Namun beberapa bank masih mengharuskan nasabah untuk datang ke kantor cabang untuk melakukan pengiriman uang. Biasanya, penerima uang harus memiliki rekening bank yang aktif agar uang bisa ditransfer. 

2. Perusahaan Pengiriman Uang

Sejak 2010, Jepang memperbolehkan perusahaan non-bank untuk melakukan layanan pengiriman uang. Dengan meningkatnya jumlah pekerja asing di Jepang, jumlah perusahaan pengiriman uang non-bank juga meningkat. Loket-loket pengiriman uang bisa ditemukan di mana-mana terutama di kota-kota besar di Jepang.  

Jika dibandingkan dengan bank, perusahaan-perusahaan ini lebih fleksibel dalam menawarkan layanannya. Selain itu, biaya pengiriman uang juga lebih murah. Sebelum melakukan transfer uang, kamu perlu mengisi formulir sebagai proses registrasi dan menunjukan kartu identitas yang asli. Pada proses ini kamu juga diminta untuk menuliskan data penerima uang. Setelah transaksi selesai kamu akan menerima nomor kode yang harus diinformasikan kepada penerima uang untuk mengambil uang tersebut. 

Di lain pihak, ada juga beberapa perusahaan pengiriman uang yang menyediakan layanan pengiriman langsung dengan pendaftaran keanggotaan sebelumnya. Bila kamu menjadi anggota, kamu bisa mengirimkan uang langsung ke rekening yang didaftarkan, bisa rekening sendiri ataupun keluarga. Jadi, penerima tidak perlu melakukan proses penerimaan uang yang rumit. 

3. Dompet Mobile

Dengan semakin berkembangnya inovasi digital, maka hadirlah dompet digital dan aplikasi pengiriman uang secara mobile, seperti Smiles.

Dengan cara ini, pengiriman dan menerima uang akan lebih cepat dan lebih murah, sama seperti kalau menggunakan jasa perusahaan pengiriman uang non-bank. Namun, dengan cara ini, kamu tetap harus menggunakan online banking karena harus menghubungkan akun rekening ke dompet digital. Selain itu, penerima uang juga harus menggunakan aplikasi yang sama untuk menerima uang. 

 sumber: ohayojepang.kompas.com 

Published in Berita

MACCA NIHONGO. Mulai 1 Mei 2019, telah terjadi perubahan era kekaisaran di Jepang. Perubahan tersebut adalah peralihan dari era Heisei (nama era sebelumnya) ke Reiwa. Pengumuman perubahan era kekaisaran ini telah dilakukan oleh pemerintah Jepang pada 1 April 2019.

Perubahan era kekaisaran ini merupakan momen bersejarah di Jepang, karena hanya berubah bila terjadi pergantian kaisar yang berkuasa. Oleh karena itu, orang Jepang melakukan berbagai perayaan menyambut datangnya era baru ini.

Tahun kekaisaran ini biasanya banyak digunakan dalam dokumen formal Jepang seperti kartu keluarga Jepang, surat perjanjian sewa apartemen, dan surat izin perusahaan. Jadi, jika kamu ingin menetap di Jepang, ada baiknya kamu mengingat tahun lahir kamu dalam hitungan era kekaisaran Jepang. Hal ini akan lebih memberi kemudahan dalam pengurusan kebutuhan hidup.  

Sementara itu, di beberapa dokumen seperti SIM (Surat Izin Mengemudi), tahun berlaku SIM akan ditulis dalam dua versi, yaitu versi tahun masehi dan tahun era kekaisaran Jepang.

Pada dokumen seperti Surat Keterangan Tinggal, Surat Pernikahan, Akte Kelahiran, dan Surat Pindah, kamu boleh menuliskan tahun berdasarkan masehi ataupun era kekaisaran Jepang.

Sebagai referensi, berikut cara tabel perbandingan era kekaisaran di Jepang.

Masehi

Era Kekaisaran Jepang

Showa

Heisei

Reiwa

1926

Dari 25 Desember,

Showa Gannen

(Era Showa tahun pertama)

   

1989

Sampai 7 Januari,

Tahun 64 Showa

Dari 8 Januari,

Heisei Gannen

(Era Heisei tahun pertama)

 

2019

 

Sampail 30 April,

Tahun 31 Heisei

Dari 1 Mei,

Reiwa Gannen

(Era Reiwa tahun pertama)

sumber : ohayojepang.kompas.com

 

Published in Berita
Page 4 of 4
© 2025 Macca Nihongo. All Rights Reserved. Website by JA