Membuka Dunia, Menjembatani Bangsa - "世界をひらき、国をつなぐ

Berita

Displaying items by tag: budayajepang

Hari Valentine merupakan momen untuk merayakan kasih sayang, di mana orang-orang memberikan hadiah kepada orang yang mereka cintai dan kasihi. Budaya Valentine di Jepang memiliki sedikit perbedaan dengan di Indonesia meskipun kedua negara ini merayakan hari Valentine dengan hadiah yang sama yaitu coklat. Berbeda dengan di Indonesia, pada tanggal 14 februari, wanita Jepang memberikan cokelat kepada laki-laki yang mereka sukai dan pria Jepang akan membalas coklat tersebut pada tanggal 14 maret yang lebih dikenal dengan sebutan White Day.

Di Jepang, hari Valentine adalah hari dimana setiap perempuan Jepang mengungkapkan perasaan mereka kepada orang yang mereka sukai. Tetapi, setiap coklat yang diberikan memiliki arti dan maknanya tersendiri loh! Yuk kenali apa saja arti dan makna dari coklat yang diberikan.

1. 本命チョコ (Honmei-Choco)

Honmei choco adalah cokelat yang diberikan oleh seorang perempuan kepada laki-laki yang dia sukai atau cintai, seperti pacar, suami, atau bahkan seseorang yang sedang dia taksir. Cokelat ini dianggap sebagai cokelat yang paling istimewa dan penuh perasaan, karena diberikan dengan niat romantis pada Hari Valentine di Jepang.

Honmei choco biasanya berkualitas lebih tinggi dibandingkan cokelat lain yang diberikan pada hari tersebut. Selain itu, cokelat ini sering kali memiliki kemasan yang lebih mewah dan eksklusif, karena ia melambangkan perasaan cinta atau perhatian khusus dari si pemberi kepada penerimanya.

 

2. 義理チョコ (Giri-Choco)

Giri choco adalah cokelat yang diberikan tanpa melibatkan perasaan romantis, melainkan sebagai tanda penghargaan atau rasa terima kasih. Cokelat ini biasanya diberikan oleh perempuan kepada teman-teman, rekan kerja, atasan, atau orang lain yang memiliki hubungan sosial atau profesional, pada Hari Valentine di Jepang.

Giri choco sering kali lebih sederhana dan tidak terlalu mahal dibandingkan dengan honmei choco, karena tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa terima kasih atau persahabatan, bukan perasaan cinta. Meskipun tidak ada perasaan romantis yang terlibat, cokelat ini tetap menjadi cara yang populer untuk mempererat hubungan sosial di tempat kerja atau di lingkungan sosial lainnya.

 

3. 家族チョコ (Kazoku-Choco)

Kazoku choco adalah jenis cokelat yang diberikan kepada anggota keluarga, seperti orang tua, saudara, atau anak-anak, pada Hari Valentine di Jepang. Cokelat ini tidak melibatkan perasaan romantis seperti honmei choco atau giri choco, melainkan lebih kepada ungkapan kasih sayang dan penghargaan kepada keluarga.

Kazoku choco biasanya lebih sederhana dan bisa berupa cokelat biasa atau dalam bentuk yang lebih praktis, tetapi tetap menunjukkan perhatian dan rasa cinta kepada orang-orang terdekat dalam keluarga. Ini adalah cara bagi perempuan di Jepang untuk merayakan hari kasih sayang dengan orang-orang yang mereka cintai dalam konteks keluarga.

 

4. 友チョコ (Tomo-Choco)

Tomo choco adalah cokelat yang diberikan kepada teman-teman dekat, baik perempuan maupun laki-laki, sebagai bentuk persahabatan pada hari Valentine di Jepang. "Tomo" dalam bahasa Jepang berarti "teman," sehingga cokelat ini diberikan sebagai tanda perhatian dan ikatan persahabatan, bukan karena perasaan romantis.

Tomo choco bisa berupa cokelat sederhana atau lucu, dan sering diberikan dalam jumlah yang lebih banyak karena biasanya tidak terbatas pada satu orang saja. Ini adalah cara untuk merayakan hari kasih sayang dengan teman-teman dan menunjukkan bahwa hubungan persahabatan juga penting dan berharga.

 

5. お世話チョコ(Osewa-Choco)

Osewa choco adalah jenis cokelat yang diberikan sebagai tanda terima kasih atas bantuan atau dukungan yang diberikan oleh seseorang, biasanya dalam konteks hubungan profesional atau sosial. Kata "osewa" dalam bahasa Jepang berarti "bantuan" atau "perhatian," sehingga osewa choco adalah cokelat yang diberikan kepada seseorang yang telah membantu atau memberi perhatian, seperti rekan kerja, atasan, atau orang yang telah mendukung dalam suatu hal.

Osewa choco biasanya diberikan pada hari Valentine sebagai bentuk penghargaan atas jasa atau bantuan yang diterima, tetapi tidak melibatkan perasaan romantis. Seperti giri choco, cokelat ini cenderung lebih sederhana dan tidak mahal, namun tetap menunjukkan rasa terima kasih dan perhatian.

 

6. 自分チョコ(Jibun-Choco)

Jibun choco adalah cokelat yang dibeli dan diberikan kepada diri sendiri. Dalam budaya Jepang, ini adalah cara untuk merayakan hari Valentine dengan menghargai diri sendiri. Pada hari yang identik dengan memberi cokelat kepada orang lain, perempuan (atau siapa saja) yang memilih untuk membeli jibun choco melakukannya sebagai bentuk perawatan diri atau sebagai hadiah dari diri sendiri, tanpa melibatkan orang lain.

Cokelat yang dibeli untuk jibun choco biasanya merupakan cokelat yang lebih spesial atau berkualitas tinggi, karena tujuan utamanya adalah untuk menikmati hadiah tersebut sebagai penghargaan atas diri sendiri. Ini juga mencerminkan konsep bahwa kita juga harus memberi perhatian dan kasih sayang kepada diri kita sendiri, bukan hanya kepada orang lain.

 

Source : Ohayojepang

 

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Satu hari terakhir musim dingin sebelum dimulainya musim semi dalam kalender tradisional Jepang disebut sebagai setsubun (節分). Setiap tahunnya, Jepang merayakan setsubun sebagai bagian dari Haru Matsuri atau Festival Musim Semi.

 

Pada zaman kuno, setsubun merupakan perayaan tahunan di istana kaisar untuk mengusir oni (setan/roh jahat). Perayaan ini konon diadopsi dari upacara Tsuina, upacara yang dilakukan pada hari terakhir dalam setahun berdasarkan kalender Tionghoa yang dikenal sejak zaman Heian. Dulunya Setsubun merujuk pada tanggal yang lebih luas, tetapi sekarang biasanya dirayakan pada tanggal 3 Februari. Perayaan setsubun disertai dengan ritual utama yang disebut mamemaki.

 

            Secara harfiah mamemaki berarti ‘menebar kacang’. Masyarakat akan menyiapkan kacang keberuntungan (fuku mame) dan melemparkannya kepada masyarakat yang berperan sebagai oni (setan) sambil menyebut “oni wa soto, fuku wa uchi” yang berarti “setan keluar, keberuntungan datang”. Kacang dipercaya sebagai simbol pembersih rumah dari roh jahat yang membawa kesialan. Kacang yang digunakan biasanya kedelai tetapi bisa juga kacang tanah.

 

Ritual ini dilakukan di kuil-kuil, tetapi banyak keluarga yang melakukannya di rumah masing-masing. Masyarakat akan menaburkan kacang di sekitar rumah untuk menangkal roh jahat. Selain itu, masyarakat juga percaya bahwa memakan kacang-kacangan sesuai dengan jumlah usia akan menjamin keberuntungan, kesehatan, dan kebahagiaan untuk tahun yang berikutnya.

Beberapa pekan menjelang setsubun, toko-toko akan mulai menjual kacang keberuntungan disertai bonus topeng bergambar oni yang bisa digunakan untuk orang-orang yang berperan sebagai oni.

 

Source : Mainichi, The Culture Trip, Arigato Travel, Wikipedia

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

 

Published in Berita

Jepang merupakan negara yang memiliki banyak tradisi yang tetap terjaga sejak dulu hingga masa sekarang. Tradisi tersebut dapat berupa festival yang dirayakan setiap tahun untuk menyambut pergantian tahun, atau menghormati sejarah. Salah satunya adalah Festival Maebashi Hatsuichi Daruma yang diadakan di Kota Maebashi Prefektur Gunma.

Apa itu Festival Maebashi Hatsuichi Daruma?

Festival Maebashi Hatsuichi Daruma telah dilangsungkan sejak tahun 1600-an. Festival ini diadakan untuk mengucapkan syukur atas keberhasilan dan keberuntungan pada tahun yang sudah dilewati, sekaligus berdoa untuk harapan yang lebih baik di tahun selanjutnya.

 

Festival Maebashi Hatsuichi Daruma diadakan setiap bulan Januari. Saat festival berlangsung, orang-orang akan berdoa menggunakan boneka, yang disebut boneka Daruma. Boneka ini melambangkan keberuntungan dan pembawa nasib baik. Boneka Daruma terbuat dari bubur kertas dengan warna merah menyala dan berbentuk bulat tanpa anggota tubuh.

 

Salah satu hal yang menarik pada festival ini adalah saat para peserta membakar boneka-boneka Daruma yang mereka miliki sebelumnya dan membuatnya seakan menjadi api unggun besar. Pembakaran boneka ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas segala keberuntungan di tahun lalu. Setelah itu, peserta akan membeli boneka Daruma yang baru untuk tahun yang selanjutnya.

Festival ini telah menarik ribuan pengunjung. Apabila tidak memiliki boneka Daruma, pengunjung masih dapat menyaksikan berbagai pertunjukan meriah, kuil portabel yang diarak di jalanan, serta merasakan  hidangan-hidangan lokal.

 

Source : Japanese Station, JNTO, Visit Gunma

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Yukata, pakaian tradisional Jepang yang ringan dan nyaman, sering kali dikaitkan dengan musim panas dan berbagai festival di Jepang. Dengan desain yang sederhana namun elegan, yukata menjadi simbol dari keindahan dan kekayaan budaya Jepang. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sejarah, makna, dan perkembangan yukata, serta bagaimana pakaian ini tetap relevan hingga saat ini dalam berbagai kesempatan. Mari kita telusuri lebih jauh tentang yukata dan pesona yang dibawanya dalam budaya Jepang.

 

Kimono adalah simbol budaya Jepang yang telah ada selama berabad-abad. Pakaian ini memiliki desain yang sangat khas, dengan potongan lurus dan panjang yang menutupi hampir seluruh tubuh. Kimono umumnya terbuat dari kain sutra atau bahan halus lainnya, dihiasi dengan pola atau motif yang kaya akan makna simbolis. Kimono memiliki berbagai jenis, tergantung pada kesempatan dan status pemakainya, mulai dari kimono formal yang dikenakan dalam upacara pernikahan hingga kimono santai untuk acara kasual. Keunikan kimono tidak hanya terletak pada bentuknya yang sederhana namun elegan, tetapi juga pada cara memakainya yang rumit, membutuhkan bantuan orang lain untuk mengikat obi (ikat pinggang) dan memastikan bahwa setiap bagian pakaian berada pada tempatnya.

 

Kimono pertama kali muncul pada masa Heian (794-1185) dan mengalami berbagai perubahan bentuk dan gaya sepanjang sejarah Jepang. Pada periode ini, orang Jepang mulai mengenakan pakaian dengan lapisan yang lebih banyak dan lebih rumit. Pengaruh budaya Tiongkok dan Korea turut membentuk desain kimono yang kemudian dikenal dengan nama "kosode" pada zaman Kamakura (1185-1333). Kosode, yang berarti "lengan kecil," adalah bentuk awal dari kimono yang lebih dikenal saat ini. Seiring berjalannya waktu, kimono menjadi lebih berkembang dan menjadi pakaian utama untuk berbagai lapisan masyarakat Jepang.

 

Sementara kimono adalah pakaian tradisional yang digunakan dalam berbagai acara formal, yukata adalah versi yang lebih kasual dan ringan. Yukata, yang terbuat dari katun atau linen, pertama kali dikenakan pada musim panas selama festival atau saat berendam di onsen (pemandian air panas). Yukata memiliki desain yang lebih sederhana dibandingkan kimono dan lebih mudah dikenakan. Biasanya, yukata digunakan oleh orang Jepang pada acara seperti festival matsuri atau saat mengunjungi pemandian air panas. Meskipun lebih sederhana, yukata tetap menunjukkan sentuhan tradisi yang sangat kental, dengan desain dan warna yang mencerminkan semangat musim panas atau suasana acara yang dihadiri.

 

Pada zaman modern, penggunaan kimono telah berkurang, terutama di kehidupan sehari-hari, karena pengaruh globalisasi dan kenyamanan pakaian modern. Namun, kimono tetap hidup dalam acara-acara khusus seperti pernikahan, upacara teh, dan perayaan Tahun Baru. Banyak orang Jepang juga mengenakan kimono untuk sesi foto tradisional atau saat berkunjung ke kuil. Yukata, di sisi lain, masih sangat populer selama musim panas, terutama saat festival atau acara musiman yang melibatkan keramaian. Banyak hotel dan resor onsen juga menyediakan yukata sebagai pakaian santai bagi tamunya.

 

Meskipun kimono dan yukata sudah tidak lagi dipakai secara luas dalam kehidupan sehari-hari, kedua pakaian tradisional ini masih sangat dihargai dalam budaya Jepang. Pemerintah dan masyarakat Jepang aktif melestarikan dan merayakan warisan pakaian tradisional ini melalui berbagai festival, pameran, dan bahkan sekolah yang mengajarkan cara mengenakan kimono. Di era yang semakin global ini, kimono dan yukata tetap menjadi simbol kuat dari identitas budaya Jepang, yang membawa keindahan dan filosofi dalam setiap lipatan kainnya.

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Pada awal tahun, Jepang mengadakan beberapa festival yang sayang untuk dilewatkan. Berikut adalah lima di antaranya:

 

1. Maebashi Hatsuichi Daruma Festival, Prefektur Gunma

            Festival ini diadakan di Prefektur Gunma untuk menyambut  tahun baru. Festival ini diadakan di Kuil Maebashi Hachimangu pada 9 Januari. Akan terdapat berbagai kios yang menjual kuliner khas festival dan pernak-pernik di sepanjang jalan. Selain itu, akan diadakan upacara pembakaran boneka Daruma pada pukul sepuluh pagi di kuil.

 

2. Mukonage-Suminuri Festival, Prefektur Niigata

            Festival ini adalah Festival Membuang Menantu, sebuah perayaan tradisional unik yang diadakan di Prefektur Niigata. Festival ini diadakan dengan tujuan untuk membersihkan kesialan dan membawa keberuntungan bagi keluarga yang melakukannya.

            Puncak acara dari festival ini adalah saat sebuah boneka yang menggambarkan menantu diarak oleh penduduk setempat ke atas jembatan kemudian dilemparkan ke sungai dengan harapan membawa peruntungan bagi keluarga tersebut.

            Festival ini akan diadakan pada 15 Januari di Matsunoyama Onsen.

 

3. Togakushi Dondonyaki Fire Festival, Prefektur Nagano

            Festival ini diadakan dengan tujuan meninggalkan nasib buruk tahun lalu dan mendatangkan keberuntungan untuk tahun yang akan datang. Para penduduk akan membakar dekorasi tahun baru sebelumnya, boneka daruma, dan pernak-pernik lainnya di api unggun besar. Ada juga parade yang diikuti ratusan orang sambil membawa obor dan pesta kembang api.

            Festival ini diadakan di Togakushi Ski Resort pada 18 Januari.

 

4. Kayabuki no Sato Snow Lantern Festival, Prefektur Kyoto

            Festival ini diadakan di Desa Miyama yang terletak di Prefektur Kyoto. Desa Miyama selalu menarik wisatawan setiap musim dingin, dan festival ini menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu. Festival ini akan berlangsung pada 25 Januari hingga 1 Februari. Selama festival, akan terdapat bayak lentera salju, lentera tradisional Jepang, bahkan permainan LED. Wisatawan juga bisa membuat lentera salju dan menonton pertunjukkan kembang api pada 29 Januari.

 

5. Sky Kotatsu Ferris Wheel, Prefektur Osaka

            Kotatsu adalah meja pendek yang diselimuti oleh selimut tebal dengan energi panas yang menghangatkan saat musim dingin. Meskipun biasanya digunakan di rumah, kotatsu juga digunangan di acara Sky Kotatsu Ferris Wheel di Osaka. Kotatsu diletakkan di dalam di dalam bianglala dilengkapi oden dan minuman yang sudah disediakan. Di sini wisatawan dapat menikmati pemandangan kota Osaka. Acara ini berlangsung dari awal Desember hingga akhir Februari dengan harga 1.600 yen untuk satu putaran.

 

Sumber : Japanese Station, Nexs, Japan Cheapo, Japan Travel, Yukitouro

 

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita
Saturday, 11 January 2025 10:00

Hatsumode: Tradisi Jepang Rayakan Tahun Baru

Hatsumode edalah tradisi Jepang yang dilakukan untuk menyambut tahun baru. Secara harfiah, Hatsumode berarti ‘doa pertama’, karena itu Hatsumode merupakan kunjungan pertama ke kuil saat tahun baru. Setiap tahunnya, orang-orang akan datang berkumpul di kuil, berdoa untuk memohon keberuntungan, Kesehatan, dan kebahagiaan untuk tahun yang baru. Berikut merupakan beberapa hal yang dilakukan saat merayakan Hatsumode.

 

1. Mengunjungi Kuil

Hal yang wajib dilakukan saat Hatsumode adalah mengunjungi kuil. Orang-orang akan mengunjungi kuil Buddha atau kuil Shinto dan memanjatkan doa tentang harapan baik mereka di tahun yang baru. Mereka akan berdoa untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Sebelum memasuki area suci  di kuil, diwajibkan untuk menyucikan diri dengan menncuci tangan dan berkumur.

 

2.Mengambil Omikuji

Omikuji adalah kertas berisikan ramalan tradisional yang berisi prediksi mengenai kehidupan di tahun yang baru. Omikuji biasanya berisi ramalan tentang percintaan, kesehatan, dan pekerjaan.

 

3.Membeli Omamori

Omamori merupakan jimat pelindung yang umumnya berbentuk kantung kain yang di dalamnya terdapat lipatan kertas atau potongan kayu yang bertuliskan nama dewa. Jimat ini disajikan dalam berbagai desain yang menarik untuk berkah-berkah tertentu seperti percintaan, kesuksesan, atau perlindungan dari hal-hal yang jahat.

 

4.Memakai Kimono

Saat Hatsumode, banyak orang memilih untuk memakai kimono. Hal ini mendukung suasana yang lebih sakral dalam budaya Jepang untuk merayakan tahun baru di kuil.

 

5.Menikmati Kedai Makanan

Selain melaksanakan ritual dan berdoa, kuil-kuil di Jepang juga sering kali menyajikan festival makanan yang menawarkan makanan dan minuman tradisional Jepang. Festival ini menambah kemeriahan Hatsumode. Orang-orang akan melipir untuk menikmati berbagai makanan setelah berdoa.

 

Source : Japanese Station

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Jepang adalah negara yang menjunjung tinggi etika, terutama saat melakukan suatu kegiatan. Selain etika untuk makan, minum, atau mengantre, Jepang juga memiliki etika dalam berbelanja yang wajib dipatuhi oleh para warganya, termasuk para wisatawan yang berlibur ke Jepang. Sebelum pergi ke Jepang, pastikan kamu mengetahui beberapa etika belanja ketika berbelanja di Jepang.

 

Toko Pakaian

 

1. Kenakan penutup wajah sebelum mencoba pakaian

Mungkin kamu akan kebingungan saat pertama kali mengunjungi toko pakaian di Jepang dan menemukan selembar kain transparan di kamar ganti. Kain tersebut adalah penutup wajah yang berfungsi sebagai pelindung agar pakaian yang akan kalian coba tidak kotor oleh produk kosmetik yang kalian gunakan, juga agar melindungi wajah yang sudah dirias agar riasannya tidak rusak.

 

2. Dilarang memakai sepatu ke dalam kamar ganti

Jika ingin mencoba pakaian di kamar ganti, kamu tidak diperbolehkan untuk memakai sepatu untuk mengurangi kemungkinan mengotori pakaian dengan sepatu yang digunakan. Beberapa toko di Jepang menyediakan area genkan kecil di dekat kamar ganti. Di sana lah kamu harus menyimpan sepatu.

 

Supermarket

 

1. Untuk tester makanan, cukup ambil satu potong

Supermarket di Jepang biasanya menyediakan tester untuk makanan yang dijual. Tetapi ada pembeli yang mengambil untung dan mencoba tester dengan jumlah yang banyak. Hal ini tidak patut untuk dilakukan. Cukup ambil satu potong tester jika ingin mencoba rasa makanan yang ingin kamu beli sebelum membelinya.

 

2. Jangan menusuk atau menekan produk

Ada beberapa orang yang akan menusuk atau menekan produk seperti buah untuk mengecek kesegarannya. Hal ini justru akan merusak kualitas buah. Dibanding itu, sebaiknya perhatikan warna, aroma, dan tekstur untuk menilai kualitasnya.

 

3. Membungkus belanjaan sendiri

Kasir di Jepang mengutamakan sistem layanan cepat. Jadi apabila suasana sedang ramai dan tidak ada cukup kasir yang dapat membungkus belanjaanmu, silahkan bungkus belanjaanmu sendiri. Hal ini akan mempercepat proses pembayaran.

 

Aturan Dasar di Berbagai Toko

 

1. Dilarang makan dan minum di dalam toko

Sebagian besar toko di Jepang melarang pengunjung untuk makan dan minum di dalam toko. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan makanan atau minuman yang akan mengotori produk atau bahkan toko itu sendiri.

 

2. Jangan menyentuh produk yang mudah pecah

Produk-produk yang mudah pecah mendapatkan perhatian lebih dari pegawai toko. Jika ingin melihatnya lebih detail, jangan asal menyentuh produk dan mintalah izin kepada pegawai toko sekaligus meminta bantuan untuk memeriksanya.

 

3. Letakkan uang tunai di atas nampan uang

Kamu harus meletakkan uangmu di nampan uang saat ingin membayar, tidak langsung menyerahkannya ke kasir. Buka tagihanmu sebelum meletakkan uang di nampan uang, usahakan untuk memberi uang pas agar proses pembayaran bisa lebih cepat. Selain itu, dilarang untuk melempar uang koin di meja kasir karena tindakan tersebut dianggap tidak sopan.

 

Source : The Smart Local melalui Japanese Station

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Musim gugur di Jepang ditandai oleh warna-warni oranye dan merah yang menyelimuti banyak wilayah di Jepang. Seperti musim-musim yang lain, pada musim gugur juga diadakan festival yang akan memeriahkan suasana musim gugur. Berikut adalah beberapa festival tersebut.

 

1. Kiyomizu-dera Autumn Illumination (18 - 30 November)

Festival yang berlangsung pada 18 hingga 30 November ini menonjolkan arsitektur kuil yang dipenuhi warna-warna musim gugur disertai daun-daun musim gugur di sekitarnya. Pencahayaan khusus pada malam hari menambah pemandangan cantik yang memanjakan mata.

 

2. Rikugien Garden Autumn Illumination (22 November – 4 Desember)

Festival ini adalah festival tahunan yang diadakan di taman tradisional di Tokyo. Festival ini diadakan dari 22 November hingga 4 Desember dengan menyulap taman tersebut menjadi lanskap musim gugur yang indah. Pengunjung dapat berjalan-jalan di sepanjang jalan setapak dan menikmati pemandangan taman.

 

3. Sankeien Autumn Illumination (22 November – 8 Desember)

Festival ini diadakan dari pertengahan November hingga awal Desember di taman bersejarah di Yokohama. Festival ini menonjolkan bangunan-bangunan ikonek Sankeien, termasuk pagoda, rumah teh tradisional, dan kolam yang dikelilingi dedaunan musim gugur. Pengunjung dapat mengitari jalan setapak dan menikmati pemandangan bangunan bersejarah Jepang yang dihiasi oleh keindahan musim gugur.

 

4. Shousanso Autumn Leaves Light-up (26 Oktober – 24 November)

Festival ini diadakan di Taman Tradisional Shousanso pada 26 Oktober hingga 4 November. Festival ini menyoroti warna-warni pohon maple dan pohon lain yang mengelilingi vila. Pengunjung dapat menikmati pemandangan indah antara arsitektur tradisional dan warna-warni musim gugur yang menawan.

 

5. Shuzenji Niji no Sato Autumn Light-up (18 Oktober – 30 Maret 2025)

Festival ini diadakan dari 18 Oktober hingga 30 Maret 2025, menjadikannya sebagai salah satu festival iluminasi terlama di Jepang. Festival ini menyajikan pemandangan taman, kolam, dan jalan setapak yang dihiasi oleh pohon maple di sekitarnya.

 

Source : Japanese Station

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Musim gugur adalah waktu terbaik untuk memulai trekking di Jepang didukung oleh keindahan dedaunan musim gugur. Untuk memanjakan mata sekaligus menikmati kegiatan trekking, berikut jalur terbaik untuk trekking saat musim gugur di Jepang.

 

1. Gunung Takao. Tokyo

Gunung Takao hanya terletak satu jam dari pusat kota Tokyo. Gunung Takao termasuk salah satu tempat trekking paling populer di Jepang, terutama saat musim gugur. Dengan ketinggian 599 meter, gunung ini menyajikan pemandangan daun warna-warni selama musim gugur. Jalur untuk trekkingnya dimulai dari jalan setapak yang landau sampai pada rute yang lebih menantang melewati hutan rimbun dan kuil-kuil kuno.

 

2. Air Terjun Fukiware, Gunma

Selama musim gugur, air terjun dengan tinggi 7 meter dan lebar 30 meter ini akan berubah menjadi warna merah dan kuning keemasan karena dikelilingi oleh dedaunan di sekitarnya. Jalur untuk trekking mengarah ke air terjun mengikuti arus sungai Katashina dan melewati jalur hutan. Jalur ini pas untuk pencinta alam yang ingin menikmati keindahan Gunma saat musim gugur.

 

3. Kamikochi, Nagano

Kamikochi terkenal dengan sungai-sungai jernih, gunung-gunung yang tinggi, dan hutan rimbun yang akan berwarna-warni selama musim gugur.

Dimulai pada pertengahan Oktober, warna merah, oranye, dan kuning akan mewarnai lembah dataran tinggi ini. Jalur trekking di Kamikochi terpelihara dengan baik, sehingga cocok untuk pejalan kaki biasa maupun pendaki profesional.

 

4. Nikko National Park, Tochigi

Taman Nasional Nikko di Prefektur Tochigi akan dihiasi warna-warni musim gugur dimulai pada akhir Oktober hingga awal November. Taman ini menawarkan jalur trekking yang melewati Danau Chuzenji, kuil-kuil kuno, dan Air Terjun Kegon.

 

5. Daisetsuzan National Park, Hokkaido

Taman Nasional Daisetsuzan di Hokkaido adalah taman nasional terbesar di Jepang sekaligus tempat terbaik untuk para pencinta alam, terutama pada musim gugur. Sebagai salah satu tempat pertama yang menyajikan warna musim gugur, hutan di taman nasional ini akan dihiasi warna-warni musim gugur dari akhir September hingga awal Oktober. Jalur populer untuk pendakian seperti ke Gunung Asahi atau sekitar Gunung Kurodake akan memberikan pemandangan musim gugur yang mengagumkan.

 

Source : Tokyo Weekender melalui Japanese Station

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita

Dalam era globalisasi saat ini, budaya perusahaan menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan suatu organisasi. Budaya kerja Jepang, dengan nilai-nilai uniknya, menawarkan wawasan menarik tentang bagaimana lingkungan kerja dapat dibentuk. Dari filosofi Kaizen yang mendorong perbaikan terus-menerus hingga sistem pengambilan keputusan partisipatif Ringi System, unsur-unsur ini menciptakan atmosfer yang produktif dan harmonis.

Filosofi "Kaizen," yang berarti perbaikan terus-menerus, mengajak setiap karyawan untuk terlibat dalam inovasi di semua aspek pekerjaan. Konsep ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuat setiap individu merasa memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan. Begitu juga, Ringi System memungkinkan partisipasi semua level karyawan dalam pengambilan keputusan. Proses ini menciptakan rasa memiliki yang kuat, memastikan bahwa setiap suara didengar dan berkontribusi pada keputusan akhir.

Budaya kerja Jepang juga menekankan nilai kolaborasi dan harmoni. Adapun Konsep 和 atau “Wa” yang menjadi landasan interaksi antaranggota tim, mendorong saling dukung dan mengurangi konflik. Lingkungan yang harmonis ini meningkatkan komunikasi dan menciptakan suasana positif yang mendukung pencapaian tujuan bersama. Selain itu, disiplin dan dedikasi tinggi dari karyawan Jepang menciptakan suasana kerja yang penuh tanggung jawab dan komitmen.

Secara keseluruhan, unsur-unsur budaya Jepang seperti Kaizen dan Ringi System berkontribusi signifikan terhadap lingkungan kerja yang efisien dan harmonis. Dengan mengedepankan perbaikan berkelanjutan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan kolaborasi, perusahaan-perusahaan Jepang berhasil menciptakan budaya kerja yang tidak hanya meningkatkan kinerja, tetapi juga kesejahteraan karyawan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa budaya dapat menjadi aset berharga dalam membangun lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan.

 

世界をひらき、国をつなぐ

#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関

Published in Berita
Page 1 of 4
© 2025 Macca Nihongo. All Rights Reserved. Website by JA