Membuka Dunia, Menjembatani Bangsa - "世界をひらき、国をつなぐ
Program magang ke Jepang adalah salah satu program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang bagi generasi muda yang ingin merasakan dunia kerja di Jepang. Program magang pada dasarnya adalah program kerja berketrampilan khusus. Siswa atau peserta magang akan ditempatkan di salah satu perusahaan Jepang
Bila diterjemahkan, kata mottainai (もったいない) berarti ‘sia-sia’ atau ‘boros’. Mottainai menggambarkan rasa penyesalan atau bersalah atas sesuatu yang belum dimanfaatkan sebaik mungkin.
Di Jepang, kata mottainai melekat erat dalam budaya dan cara berpikir penduduknya sejak dulu dan diwariskan secara turun temurun. Mottainai mencerminkan semangat tradisional Jepang dalam menghormati sesuatu atau usaha seseorang dengan cara menghargai dan memanfaatkannya semaksimal mungkin, agar tidak ada hal yang disia-siakan. Dalam praktiknya, mottainai mengajarkan bahwa berbagai hal dapat dilakukan agar terhindar dari kesia-siaan dan bermanfaat bagi kelanjutan hidup. Dengan begitu, hidup yang dijalani akan jauh dari rasa penyesalan dan rasa bersalah.
Kata Mottainai dapat digunakan untuk mengungkapkan perasaan menyesal seperti misalnya “Seharusnya aku tidak melakukan itu” atau “Saya melakukan hal yang sia-sia”. Bisa juga digunakan saat terlalu boros membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan yang mana hal tersebut sia-sia, atau membuang barang yang sebenarnya masih bisa digunakan kembali.
Mottainai juga sering digunakan untuk mengungkap penyesalan tentang waktu serta kesempatan yang terlewat tanpa digunakan sebaik-baiknya. Seperti misalnya kita punya waktu dan kesempatan untuk belajar kanji untuk memperlancar bahasa Jepang, tetapi dalam jangka waktu tersebut malah kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif. Padahal, waktu adalah satu hal yang tidak bisa diulang kembali, dan menyia-nyiakan waktu adalah hal yang sangat disayangkan.
Ada beberapa penerapan mottainai dalam kehidupan sehari-hari Jepang, yaitu:
Masyarakat Jepang sejak anak-anak sudah dibiasakan untuk mengambil makanan secukupnya sehingga tidak mubazir. Tidak hanya saat makan di rumah, saat makan di restoran pun mereka akan memesan secukupnya agar tidak ada makanan sisa yang terbuang.
Sifat konsumtif yang sering digunakan adalah kebiasaan boros untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan. Jika ingin membeli sesuatu, harus dipikirkan terlebih dulu apakah sesuatu itu adalah kebutuhan atau hanya keinginan yang nantinya tidak diperlukan.
Mottainai mengajarkan untuk menjaga dan merawat sumber daya dengan sebaik mungkin. Konsep ini berkaitan dengan konsep 3R+R (reduce : mengurangi, reuse : menggunakan kembali, recycle : mendaur ulang, dan respect : menghormati). Penerapannya adalah dengan menjaga barang yang dimiliki dengan sebaik mungkin dan mengurangi pemborosan sumber daya alam.
Barang bekas dapat dimanfaatkan jika masih memadai untuk digunakan. Dengan memanfaatkan barang bekas, kita tidak hanya mendapatkan suatu barang dengan harga yang lebih murah, tetapi juga dapat membantu menjaga lingkungan.
Nuansa mottainai mengajarkan kita untuk memahami bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan sesuatu. Mottainai juga menunjukkan bahwa tindakan individu bisa jadi akan memengaruhi gerakan yang lebih besar. Seperti misalnya saat akan membuang sampah di sungai, kita mungkin berpikir jika hanya satu sampah maka tidak akan menjadi masalah. Tetapi jika 100 orang lainnya berpikiran sama, maka sampah-sampah tersebut akan dengan cepat mencemari sungai dan lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu, praktik mottainai menjadi contoh bagus untuk dilakukan demi keberlangsungan hidup yang lebih baik.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Hari Gunung (Yama no Hi) adalah perayaan yang memiliki arti mendalam dalam budaya Jepang, memungkinkan masyarakat untuk merayakan dan menghormati keindahan alam pegunungan yang menghampar di seluruh negeri. Asal mula Hari Gunung dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, ketika gunung-gunung dianggap sebagai tempat-tempat suci yang dihuni oleh roh-roh alam. Perayaan ini juga memiliki akar dalam keyakinan Shinto, di mana gunung-gunung dianggap sebagai tempat persembahan dan pemujaan.
Hari Gunung diperingati setiap tahun pada tanggal 11 Agustus. Pada hari ini, masyarakat Jepang berkumpul untuk merayakan alam pegunungan dan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pendakian dan penghormatan terhadap gunung. Para pendaki, pecinta alam, dan warga biasa sama-sama berpartisipasi dalam perayaan ini, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan kebersamaan.
Selama Hari Gunung, berbagai kegiatan digelar di seluruh Jepang. Pendaki seringkali memilih untuk mendaki gunung-gunung tertentu sebagai bagian dari perayaan ini. Mereka berkumpul di kuil-kuil atau tempat pemujaan di puncak gunung untuk berdoa dan memberikan penghormatan kepada roh alam. Upacara tradisional juga diadakan, dengan pakaian seragam dan musik tradisional yang menciptakan suasana sakral.
Tidak hanya kegiatan spiritual, Hari Gunung juga mencakup kegiatan sosial dan lingkungan. Banyak pendaki yang mengambil inisiatif membersihkan jalur pendakian dan puncak gunung dari sampah, mendorong kepedulian terhadap kelestarian lingkungan alam. Selain itu, pawai gunung, festival, dan bazar seringkali diadakan untuk merayakan semangat petualangan dan menampilkan budaya pegunungan Jepang.
Secara keseluruhan, Hari Gunung di Jepang mencerminkan rasa hormat dan apresiasi yang mendalam terhadap keindahan dan makna spiritual alam pegunungan. Ini adalah momen yang memadukan aspek spiritual, budaya, dan lingkungan dalam satu perayaan yang unik. Dalam masyarakat Jepang, Hari Gunung tidak hanya sekadar merayakan pemandangan indah, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, penghormatan, dan tanggung jawab terhadap alam yang telah memberikan begitu banyak kepada mereka.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Sado, atau seni minum teh Jepang, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang selama berabad-abad. Di balik ritual yang tampak sederhana ini, tersimpan makna dan kedalaman filosofi yang mampu mencerahkan jiwa setiap orang yang melibatinya. Sado bukan sekadar minum teh, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang mengajarkan kesederhanaan, kesadaran, dan keterhubungan dengan alam.
Dalam seni Sado, tata cara yang teliti menjadi salah satu inti dari ritual ini. Mulai dari persiapan teh, penggunaan alat-alat khusus, hingga tata cara minum teh, semuanya dijalani dengan penuh perhatian dan kehati-hatian. Setiap langkah memiliki makna filosofis yang mengajarkan tentang kehadiran di saat ini dan menghargai setiap momen dalam kehidupan.
Sado memperlihatkan bagaimana keindahan dapat ditemukan dalam sederhana. Perabotan yang digunakan dalam Sado, seperti chawan (mangkuk teh), chasen (whisk teh), dan chashaku (sendok teh), merupakan karya seni yang dirancang dengan penuh kecermatan dan keindahan. Hal ini mengajarkan bahwa setiap benda dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi objek seni yang bernilai tinggi jika kita melihatnya dengan mata hati yang terbuka.
Lebih dari sekedar minum teh, Sado juga mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang mulia. Salah satu aspek penting dalam Sado adalah keakraban dan rasa saling menghargai antara tuan rumah dan tamu. Tuan rumah berusaha memberikan pengalaman terbaik kepada tamu, sementara tamu menghargai usaha dan kerendahan hati tuan rumah. Dalam tatanan masyarakat Jepang, nilai-nilai ini tercermin dalam hubungan antarmanusia yang penuh sopan santun dan saling menghargai.
Ritual Sado juga mengajarkan tentang ketenangan dan kehadiran jiwa. Ketika para peserta duduk bersama dalam kedamaian dan mengalami setiap momen dengan penuh perhatian, mereka membebaskan diri dari kecemasan masa lalu dan kekhawatiran tentang masa depan. Melalui kesadaran akan saat ini, Sado mengajarkan betapa pentingnya hidup dalam keadaan tenang dan damai, terlepas dari kekacauan dunia di sekitar kita.
Selain menjadi sarana untuk merenung, Sado juga memiliki efek meditatif yang dapat menenangkan pikiran dan meningkatkan kesadaran diri. Aktivitas seperti mengaduk teh secara perlahan dengan chasen dapat membantu menciptakan konsentrasi dan ketenangan batin. Dalam kebisingan dan kesibukan sehari-hari, Sado menjadi oase ketenangan yang membantu orang-orang untuk kembali ke inti diri mereka dan menghadapi kehidupan dengan ketenangan.
Sado telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jepang, dan tradisi ini terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Di balik kesederhanaannya, Sado menyimpan kearifan dan pesan mendalam tentang hidup yang bermakna. Ritual ini mengajarkan bahwa melalui kesadaran, kerendahan hati, dan penghargaan terhadap hal-hal sederhana dalam hidup, kita dapat melebur dalam kehidupan dengan jiwa yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Di balik gemerlap modernitas dan perkembangan teknologi, Jepang menyimpan sebuah harta tak ternilai berupa konsep Ikigai yang telah menjadi kunci kebahagiaan bagi masyarakatnya selama berabad-abad. Ikigai, yang berarti "nilai atau arti hidup," telah menjadi pijakan penting bagi individu-individu Jepang dalam menemukan tujuan hidup yang lebih dalam. Filosofi ini menawarkan pandangan holistik tentang makna hidup yang melibatkan empat komponen utama: passion, mission, vocation, dan profession.
Sejarah dan asal usul Ikigai dapat ditelusuri hingga zaman dulu ketika para pendeta di Jepang mencari cara untuk membantu umat dalam mencari tujuan hidup mereka. Konsep ini tumbuh dan berkembang seiring waktu, menjadi salah satu inti dari budaya dan filsafat Jepang. Para penduduk Jepang percaya bahwa menemukan dan hidup dengan Ikigai akan membawa kebahagiaan, kepuasan, dan keseimbangan dalam hidup.
Empat komponen Ikigai saling terkait dan saling mempengaruhi. Passion mengacu pada hal-hal yang Anda cintai dan menyukai dengan sepenuh hati. Mission merupakan tujuan hidup yang lebih besar, yakni bagaimana Anda dapat memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar Anda. Vocation adalah bidang atau pekerjaan yang Anda nikmati dan merasa berbakat di dalamnya. Terakhir, profession adalah profesi atau pekerjaan yang memenuhi kebutuhan finansial Anda.
Penerapan konsep Ikigai tidak hanya berlaku di Jepang. Banyak individu di seluruh dunia telah mengadopsi filosofi ini sebagai panduan dalam mencari tujuan hidup yang lebih bermakna. Melalui penemuan Ikigai, orang-orang dapat mengubah cara pandang mereka tentang hidup, mengurangi stres, dan merasa lebih puas dengan pencapaian mereka.
Dalam berbagai studi kasus, dapat dibuktikan bahwa beberapa individu Jepang telah mencari dan menemukan Ikigai mereka dengan sukses. Misalnya, seorang seniman yang menemukan gairah dalam melukis pemandangan alam dan berbagi keindahan dengan orang lain, atau seorang guru yang menemukan misi dalam mendidik generasi muda untuk mencapai potensi penuh mereka. Melalui pengalaman-pengalaman ini, mereka merasakan kebahagiaan sejati dan merasa hidup mereka memiliki arti yang lebih mendalam.
Penting untuk dipahami bahwa mencari Ikigai bukanlah tujuan akhir, melainkan proses yang berkesinambungan. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik dan kemampuan untuk menemukan Ikigai yang berbeda pula. Beberapa tips untuk menemukan Ikigai Anda sendiri adalah dengan menjalani refleksi diri, mengeksplorasi minat dan bakat Anda, serta berbicara dengan orang-orang terdekat untuk mendapatkan wawasan tentang potensi yang dimiliki.
Dalam dunia yang semakin kompleks ini, mencari arti hidup yang lebih dalam adalah tantangan yang relevan bagi semua orang. Konsep Ikigai yang berasal dari Jepang dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk mencari tujuan hidup yang lebih bermakna dan mengarahkan langkah-langkah kita ke arah kebahagiaan dan kepuasan sejati. Dengan menggali passion, mission, vocation, dan profession kita, kita dapat menemukan Ikigai kita sendiri dan membimbing langkah-langkah kita menuju kehidupan yang penuh arti.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Tokyo, ibu kota Jepang yang megah, adalah kota yang dipenuhi dengan keajaiban dan tantangan. Dalam kehidupan sehari-hari di Tokyo, terdapat dinamika yang unik yang mencerminkan budaya Jepang yang kaya dan modernitas yang berkembang pesat. Mari kita menyingkap beberapa aspek menarik dari kehidupan di Tokyo yang membuatnya begitu istimewa.
Pertama-tama, Tokyo adalah pusat teknologi dan inovasi yang tak tertandingi. Dari kereta cepat Shinkansen hingga robot-robot canggih, teknologi telah merasuki setiap aspek kehidupan di Tokyo. Dengan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dan jaringan transportasi yang efisien, Tokyo memancarkan aura futuristik yang menakjubkan.
Selain itu, kehidupan malam di Tokyo adalah sesuatu yang benar-benar menakjubkan. Distrik seperti Shinjuku dan Shibuya menjadi pusat hiburan yang tak pernah tidur, dengan kilauan neon, restoran, dan klub malam yang ramai. Malam hari adalah momen di mana Tokyo benar-benar terbangun, dan energi yang mengalir di jalanan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Namun, di balik semua kecanggihan dan gemerlapnya kehidupan di Tokyo, terdapat juga tantangan yang harus dihadapi. Tingkat persaingan yang tinggi, ritme kerja yang cepat, dan biaya hidup yang mahal adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh penduduk Tokyo. Tingkat stres yang tinggi menjadi kenyataan dalam kehidupan di kota ini, yang sering kali mengharuskan penduduknya bekerja keras dan berjam-jam untuk mencapai kesuksesan.
Meskipun begitu, kehidupan di Tokyo juga menawarkan keunikan dan kesempatan yang jarang terjadi di tempat lain. Dengan beragamnya pilihan budaya, makanan, dan hiburan, penduduk Tokyo memiliki akses tak terbatas untuk mengeksplorasi dan menikmati segala hal yang menarik minat mereka. Dari museum seni yang mengagumkan hingga festival tradisional yang meriah, selalu ada sesuatu yang menarik di setiap sudut kota ini.
Dalam keseluruhan, kehidupan di Tokyo adalah perpaduan yang menarik antara keajaiban dan tantangan. Kota ini menyajikan dunia yang serba cepat dan tak terduga, dengan kombinasi sempurna antara tradisi dan modernitas. Bagi mereka yang ingin merasakan dinamika kota besar yang mengagumkan, Tokyo adalah tempat yang tidak boleh dilewatkan.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Pemandangan karyawan yang saling memberi salam sambil membungkuk sebelum berpisah dengan rekannya adalah pemandangan yang lumrah ditemukan di Tokyo pada malam hari.
Bagi pembelajar budaya dan bahasa Jepang, mungkin budaya membungkuk atau ‘ojigi’ membingungkan karena tidak jelas kapan harus dilakukan. Ojigi dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan terhadap lawan bicara. Sama halnya dengan penggunaan bahasa Jepang yang harus berubah tingkat kesopanannya tergantung lawan bicara, cara melakukan ojigi pun berbeda-beda tergantung objeknya. Berikut ini adalah pengetahuan dasar mengenai ojigi yang wajib diketahui bila ingin berbaur dengan baik dalam masyarakat Jepang.
Budaya ojigi mulai dilakukan orang Jepang antara tahun 500-800. Budaya yang berasal dari Tiongkok dan disampaikan melalui ajaran agama Buddha ini dilakukan untuk menunjukkan status seseorang. Contohnya saat memberi salam kepada orang dengan kedudukan lebih tinggi, seseorang harus membungkuk untuk memberi tanda bahwa mereka bukanlah ancaman. Pemandangan seperti itu masih dapat dilihat di film atau drama berlatar sejarah terutama saat adegan orang biasa berhadapan dengan raja, ratu, atau orang berkuasa lainnya.
Di zaman modern ini, budaya ojigi pun masih dilakukan di Jepang. Ojigi digunakan untuk berterima kasih, memohon sesuatu, memberi selamat, dan meminta maaf. Orang Jepang dari anak-anak hingga orang dewasa harus tahu caranya melakukan ojigi dengan benar untuk dapat bergaul dengan baik dalam masyarakat.
Ojigi memiliki dua posisi dasar, yaitu berdiri dan duduk. Sementara itu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ojigi, yaitu punggung direnggangkan namun tetap lurus, posisi kaki dan pinggul harus lurus, serta menarik nafas saat menurunkan kepala lalu mengembuskan nafas saat mengangkat kepala. Dasar ini digunakan di semua jenis ojigi. Nah, berikut ini adalah jenis-jenis ojigi yang perlu diketahui.
Melakukan ojigi kepada teman atau saudara tidak masalah walau hanya dengan menganggukkan kepala sekilas. Akan tetapi, bila objeknya adalah teman sejawat di kantor, gunakanlah ‘eshaku’. Eshaku biasa digunakan antar teman sejawat di kantor untuk sekedar memberi salam seperti ucapan selamat pagi atau ‘otsukaresama desu’ (terima kasih kerja kerasnya). Caranya tinggal berdiri sambil menundukkan kepala 15 dengan sudut sekitar 15 derajat.
‘Senrei’ adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Biasanya digunakan saat situasi formal atau semi-formal. Caranya adalah dengan membungkukkan badan dan kepala 30 derajat, kemudian tahan posisi ini selama 2-3 detik.
‘Keirei’ adalah jenis ojigi yang paling resmi dan biasa dijumpai. Dilakukan dengan cara berdiri lalu membungkuk 30 derajat. Umumnya digunakan untuk memberi salam pada orang lain seperti pelanggan, untuk menunjukkan rasa terima kasih atau saat berkenalan dengan orang baru.
Jenis ojigi ini cukup jarang ditemukan. Ojigi ini dilakukan kepada manajer, mertua, atasan atau rekan bisnis yang penting, dan sebagainya sebagai wujud hormat serta permintaan maaf yang mendalam. Cara melakukannya dengan membungkukkan tubuh 45 derajat dengan kepala diturunkan, lalu tahan posisi ini selama kurang lebih 3 detik.
Inilah jenis ojigi yang paling jarang ditemukan. Tubuh membungkuk 70 derajat dan posisi ini ditahan sampai kurang lebih 4 detik. Cara membungkuk seperti ini biasanya dilakukan ketika melakukan kesalahan besar dalam perusahaan sampai menyebabkan masalah bagi klien.
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak bentuk budaya ojigi lainnya yang hanya digunakan untuk kepentingan ritual agama. Aturan ojigi mungkin terlalu sulit untuk dipelajari sekaligus, tapi ingatlah dua hal penting ini. Semakin formal situasi atau semakin tinggi kedudukan lawan bicara Anda, membungkuklah semakin dalam dan lama. Jangan melakukan ojigi dengan tangan diletakkan di depan dada karena sekarang ini cara tersebut hanya digunakan untuk ibadah di kuil saja.
Ojigi adalah budaya yang mengakar dalam masyarakat Jepang, bahkan tidak jarang ditemukan orang Jepang yang menelepon sambil melakukan ojigi. Selalu menghormati dan sopan terhadap orang lain memang merupakan esensi orang Jepang yang telah dibentuk sejak lama melalui sejarah panjang.
Sumber : livejapan.com
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Kodomo no Hi (こどもの日) adalah salah satu perayaan nasional penting di Jepang yang diadakan setiap tahun pada tanggal 5 Mei. Perayaan ini secara harfiah berarti "Hari Anak-Anak" dan diadakan untuk merayakan kebahagiaan anak-anak serta mendoakan kesehatan dan kebahagiaan mereka di masa depan.
Perayaan Kodomo no Hi sebelumnya dikenal sebagai Tango no Sekku, yang merupakan perayaan khusus untuk merayakan keberhasilan anak laki-laki dalam keluarga. Pada zaman Heian, samurai memperkenalkan adat untuk mengenakan pakaian bersenjata untuk anak laki-laki mereka pada hari itu. Anak-anak yang berusia lima tahun dianggap sebagai umur penting dalam kehidupan anak laki-laki, dan perayaan tersebut diadakan sebagai bentuk penghormatan terhadap pertumbuhan mereka.
Namun, pada tahun 1948, perayaan Kodomo no Hi diubah menjadi perayaan untuk merayakan anak-anak secara keseluruhan, baik anak laki-laki maupun perempuan. Perubahan ini dilakukan untuk menekankan pentingnya kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak di Jepang. Sejak saat itu, perayaan Kodomo no Hi menjadi bagian dari Seri Perayaan Musim Semi, yang dimulai pada awal tahun dan berakhir pada awal musim panas.
Salah satu tradisi yang paling populer pada Kodomo no Hi adalah mengibarkan bendera koinobori, atau bendera ikan koi, di depan rumah. Bendera ini biasanya terdiri dari beberapa koinobori berwarna-warni, masing-masing mewakili anggota keluarga. Koinobori juga melambangkan kekuatan dan daya tahan, karena ikan koi dipercaya sebagai ikan yang berenang melawan arus.
Selain mengibarkan bendera koinobori, ada banyak aktivitas dan tradisi lain yang dilakukan pada Kodomo no Hi. Banyak keluarga membuat kue khas Kodomo no Hi yang disebut kashiwa-mochi, atau mochi berisi kacang merah yang dilapisi dengan daun oak. Kashiwa-mochi dianggap sebagai simbol kekuatan, karena daun oak melambangkan kemampuan untuk bertahan dalam badai. Di banyak kota dan desa, festival Kodomo no Hi juga diadakan. Festival ini biasanya mencakup pertunjukan tari dan musik tradisional Jepang, serta berbagai permainan dan kegiatan yang disukai anak-anak.
Secara keseluruhan, Kodomo no Hi adalah hari yang penting untuk merayakan kebahagiaan dan kesehatan anak-anak serta mendoakan masa depan mereka. Perayaan ini telah berubah dari perayaan khusus untuk anak laki-laki menjadi perayaan untuk merayakan anak-anak secara keseluruhan. Selain mengibarkan bendera koinobori, banyak tradisi lain yang dilakukan pada hari itu, seperti membuat kue khas Kodomo no Hi dan mengadakan festival di berbagai kota dan desa. Dengan merayakan Kodomo no Hi, masyarakat Jepang juga menghargai keberadaan anak-anak sebagai generasi penerus yang akan membawa kemajuan dan masa depan bagi negara mereka. Selain itu, perayaan ini juga memberikan kesempatan bagi keluarga untuk bersatu dan menikmati waktu bersama-sama dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Hanami, berasal dari kanji 花 Hana yang berarti bunga dan kanji 見 Miru yang berarti melihat, merupakan acara tradisional tahunan di Jepang yang dirayakan selama musim semi ketika bunga sakura mekar. Hanami secara harfiah berarti "melihat bunga", dan orang-orang di Jepang berkumpul di bawah pohon sakura untuk menikmati keindahan bunga dan merayakan keindahan musim semi.
Pada saat hanami, taman-taman di seluruh Jepang dipenuhi dengan orang yang datang untuk menikmati keindahan bunga sakura. Orang-orang membawa tikar piknik, makanan, dan minuman untuk dinikmati bersama keluarga atau teman-teman. Beberapa taman bahkan menyediakan panggung untuk pertunjukan musik dan tari, menambah suasana meriah hanami.
Hanami menjadi acara yang sangat dinantikan oleh orang Jepang dan juga turis internasional. Tanggal puncak dari mekarnya bunga sakura akan diprediksi oleh badan khusus di Jepang yang bernama Japan Meteorological Agency (JMA), dan orang-orang akan merencanakan perjalanan mereka ke kota-kota tertentu untuk menikmati keindahan bunga sakura pada saat puncaknya.
Selama hanami, makanan dan minuman menjadi bagian yang tak terpisahkan dari acara ini. Ada banyak makanan dan minuman khas Jepang yang dijual selama hanami, seperti bentō, dango, taiyaki, sake, dan shochu. Menikmati makanan dan minuman bersama di bawah pohon sakura adalah pengalaman yang sangat berkesan dan juga meriah.
Hanami bukan hanya berlangsung di taman-taman besar, namun juga di tempat-tempat kecil seperti tepi sungai, taman kota, atau di lingkungan sekitar rumah. Hal ini menunjukkan bahwa hanami adalah acara yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Orang Jepang sering mengadakan hanami bersama teman-teman dan rekan kerja, sehingga hanami juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial.
Demikianlah beberapa informasi mengenai kegiatan hanami di Jepang. Hanami adalah acara yang merayakan keindahan bunga sakura dan musim semi, serta menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Hanami juga menjadi ajang untuk menikmati makanan dan minuman khas Jepang, serta mempererat hubungan sosial.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関
Origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Orang-orang di seluruh dunia telah mempelajari dan mempraktikkan teknik ini untuk menghasilkan berbagai bentuk yang indah dari kertas, mulai dari yang sederhana seperti kran dan bunga hingga yang kompleks seperti binatang, manusia, dan gedung. Budaya origami telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Jepang dan telah menyebar ke seluruh dunia, menjadi hobi yang populer dan teknik seni yang diakui di banyak negara.
Sejarah origami di Jepang dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17 ketika seni melipat kertas menjadi populer di kalangan kaum samurai dan bangsawan. Pada awalnya, origami digunakan untuk membuat benda-benda yang bermanfaat seperti kotak dan wadah penyimpanan, tetapi seiring waktu, orang mulai membuat bentuk-bentuk hewan dan bunga yang indah.
Budaya origami berkembang secara pesat di Jepang selama periode Edo (1603-1867) ketika seni melipat kertas menjadi populer di kalangan masyarakat umum. Pada saat itu, orang mulai mengajarkan teknik origami dalam keluarga dan di sekolah-sekolah. Origami kemudian menjadi bagian dari budaya Jepang, di mana orang belajar tentang kesabaran, presisi, dan keindahan sederhana.
Origami kemudian menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-20 dan menjadi hobi populer di banyak negara, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Orang-orang di seluruh dunia belajar tentang teknik melipat kertas yang berbeda-beda dan membuat bentuk-bentuk indah yang terinspirasi dari kebudayaan Jepang.
Budaya origami telah menginspirasi banyak seniman dan desainer untuk menciptakan karya-karya seni yang indah. Seniman dan desainer sering menggunakan teknik origami dalam karya-karya mereka, seperti pembuatan model bangunan, instalasi seni, dan bahkan pakaian. Origami juga telah diadopsi oleh ilmuwan dan insinyur untuk menciptakan teknologi baru seperti panel surya, baterai, dan struktur yang lebih kuat.
Orang-orang di seluruh dunia juga menggunakan origami sebagai alat untuk mengajarkan keterampilan penting seperti presisi dan kemampuan untuk berpikir kreatif. Origami juga dianggap sebagai bentuk terapi seni karena mengajarkan kesabaran dan ketenangan dalam melipat kertas.
Kesimpulannya, origami adalah seni melipat kertas dari Jepang yang telah menyebar ke seluruh dunia sebagai hobi populer dan teknik seni yang diakui. Selain menginspirasi seniman dan desainer, origami juga digunakan oleh ilmuwan dan insinyur untuk menciptakan teknologi baru, serta dianggap sebagai alat efektif untuk mengajarkan keterampilan penting dan sebagai bentuk terapi seni.
世界をひらき、国をつなぐ
#インドネシアの実習生送り出し機関 #育成就労ビザ #送り出し機関